Indonesia Bersatu Kutuk Pembakaran Qur'an di AS


Terry Jones, pendeta penghasut pembakaran Qur'an (YouTube)
Vivanews - Kbar Muslim !

VIVAnews – Rabu petang, 8 September 2010, usai hujan mengguyur reda, puluhan aktivis lintas agama menggelar unjuk rasa di jantung Jakarta, di Bundaran Hotel Indonesia. Mereka bersatu menyatakan sikap sebagaimana tertera pada spanduk dan poster yang dibawa: "Lintas Agama Melawan Pembakaran Al Qur'an."
Tertera dalam rilis, aksi ini didukung mulai dari pemuka agama sampai artis. Mereka berasal dari Forum Agama untuk Bhinneka Tunggal Ika, Gerakan Peduli Pluralisme, Front Umat Islam Bersatu, Front Pembela Islam (FPI), dan Hizbut Tahrir. Mereka antara lain: Romo Magnis Suseno, Pendeta S. Supit, budayawan Betawi Ridwan Saidi, Ali Muchtar Ngabalin, Sekjen FPI Sobrie Lubis, advokat Eggie Sujana, novelis Damien Dematra, Dorce Gamalama, dan Pong Hardjatmo.


Aksi bersama ini digelar untuk memprotes pencanangan “Hari Internasional Pembakaran Al Qur’an” oleh Terry Jones, pendeta militan pemimpin Dove World Outreach Center di Florida, Amerika Serikat. Pada 11 September mendatang, bertepatan peringatan tragedi serangan teroris Al Qaidah ke menara kembar World Trade Center, Jones mengkampanyekan aksi membakar kitab suci umat Islam itu.
Alih-alih mendapat simpati, niat jahat Jones dikecam warga dunia, baik di dalam maupun luar negeri, baik oleh pemuka Islam maupun agama-agama lainnya, termasuk dari kalangan Nasrani.
Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan ulah Jones sebagai “rencana gila dan hanya dilakukan oleh kelompok agama yang ekstrim dan tidak toleran." Din menjelaskan sekte Jones ini hanyalah minoritas dan berada di luar gereja-gereja. Karena itu, Din mengimbau agar aksi protes menentangnya jangan sampai berlebihan.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak pemerintah dan tokoh-tokoh agama di Amerika Serikat untuk mencegah rencana itu. Ketua MUI KH Ma'ruf Amin menyatakan pemerintah AS punya kewajiban untuk mencegah supaya hasutan ini tidak memicu "konflik agama yang meluas di dunia.” Untuk itu, MUI mendesak pemerintah Indonesia untuk meminta pemerintah AS segera mencegah peristiwa itu. KH Ma’ruf juga mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi.

Protes keras bukan hanya disuarakan pemuka agama Islam. Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Andreas A. Yewangoe bahkan sudah melayangkan surat sejak dua pekan lalu kepada Presiden AS Barack Obama dan organisasi gereja-gereja di AS. Isinya: mendesak pemerintah AS dan organisasi gereja untuk menggunakan segenap kewenangan mereka untuk mencegah rencana yang menurut Pendeta Andreas bukan hanya akan melukai hati umat Islam tapi juga umat beragama lainnya di Indonesia.

Andreas menjelaskan sudah ada kesepakatan antar pemimpin umat beragama pada pertemuan beberapa waktu lalu yang dihadiri Habib Rizieq Syihab dari FPI, Mgr. Johannes Pujasumarta dan Pendeta Mandagi dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), serta sejumlah tokoh agama lain untuk menolak aksi yang disebutnya sebagai “perbuatan hina” itu.  

"Itu dilakukan oleh sekte kecil, kecil sekali, tapi menjadi meluas karena mereka menggunakan jejaring sosial seperti Facebook untuk menyebarluaskan rencananya," kata Andreas. Gereja yang dipimpin Jones beranggotakan tak lebih dari 50 jemaat saja.

Pendeta Mandagi dari KWI juga mengutuknya. "Sungguh terusik rasa keagamaan kami mendengar rencana kelompok yang berniat melecehkan dan merusak simbol keagamaan yang dihormati dalam agama Islam."
Di Amerika Serikat, aksi itu pun dikecam pemerintah federal para pemuka agama.
Jaksa Agung AS Eric Holder menyatakannya sebagai gagasan “idiot dan berbahaya.” Penasehat Presiden Barack Obama, David Axelrod, menyebutnya “total ngawur dalam segala hal.” Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, PJ Crowley, bahkan menyatakan bahwa "perbuatan [membakar Qur’an] itu sama dengan aksi para radikal dan jahanam yang menyerang kita pada 11 September 2001. Kami berharap makin banyak warga Amerika yang bangkit dan berkata bahwa perbuatan itu tidak sesuai dengan nilai-nilai Amerika.”
Rabu dini hari, Koordinator Nasional Gerakan Peduli Pluralisme, Damien Dematra, menjelaskan dia telah berdialog dengan Craig Lowe, Wali Kota Gainesville, AS. Ini adalah kota di mana kelompok Jones berada. Kepada Damien, Lowe menyatakan bahwa Pemerintah Florida mengutuk keras rencana Jones itu dan secara resmi telah melarang untuk melangsungkannya. Selain itu, di hari yang sama, 11 September, pemerintah kota akan menggelar aksi bertajuk “Hari Solidaritas dan Pluralisme.” Aksi ini akan diikuti ribuan warga kota dari berbagai kelompok agama dan ras untuk menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Gainesville antipati terhadap hasutan Jones itu.
Sekretaris Jenderal Dewan Gereja AS Pendeta Michael Kinnamon merilis pernyataan, yang dia sebut mewakili jutaan warga AS yang menolak ekspresi anti-muslim dari sekte itu. Menurut Kinnamon, rencana Jones itu adalah reaksi orang yang ketakutan sekaligus menyalahpahami sifat sejati ajaran Islam yang damai.
"Kesalahpahaman dan bingung, juga ketidakmampuan mencintai tetangga kita seperti dicontohkan Kristus. Itu yang ditunjukkan sekte tersebut ketika melecehkan kaum Muslim dan merencanakan ‘Hari Internasional Pembakaran Qur'an'," kata dia, seperti dimuat situs CSmonitor. "Tindakan penuh kebencian tersebut bukanlah bagian dari iman Kristiani."
Pemuka Yahudi pun bersikap. Rabi Arthur Waskow dari Shalom Centre di Kota Philadelphia meminta umat Yahudi untuk turut membaca sejumlah kutipan Al-Qur'an untuk menunjukkan rasa solidaritas dan hormat mereka kepada kitab suci kaum Muslim itu. Pembacaan Al-Qur'an akan berlangsung di tengah ibadah Sabat Sabtu mendatang, 11 September, persis di hari di mana Jones merencanakan aksi provokatifnya. (kd)


Leave a Reply