Proyek Masjid di New York Tuai Pro dan Kontra

Presiden Barack Obama dan Walikota New York mendukung pembangunan masjid


Calon lokasi Masjid di kota New York

VIVAnews - Restu Presiden Barack Obama atas pembangunan masjid di dekat lokasi bekas kompleks menara World Trade Center (WTC) di Kota New York akhir pekan lalu kian menambah sengit perdebatan di kalangan politisi Amerika Serikat (AS). Ada yang mendukung, namun masih ada pula yang menentang.

Saat menyelenggarakan acara buka puasa di Gedung Putih Jumat pekan lalu, Obama menyatakan bahwa umat Muslim berhak mendirikan tempat ibadah di manapun, termasuk di dekat "Ground Zero" - nama kawasan yang dulunya adalah kompleks menara WTC yang menjadi sasaran serangan para teroris al-Qaida di New York pada Tragedi 11 September 2001.

Proyek pembangunan masjid dan pusat dakwah Islam itu rencananya berlangsung di gedung Park Place di kawasan Lower Manhattan, New York.

Kalangan politisi dari Partai Republik menyuarakan keberatan atas restu Obama itu. Dalam acara diskusi "State of Union" di stasiun televisi CNN, Minggu 15 Agustus 2010, politisi Partai Republik, Peter King, menyatakan bahwa masalahnya bukan pada aspek hukum untuk mendirikan masjid, namun pihak berwenang harus memperhatikan suara publik.

"Mereka itu [publik] sangat menentang proyek tersebut," kata King, anggota DPR yang mewakili negara bagian New York dalam siaran yang juga dikutip oleh harian The Washington Post

Namun, politisi dari Partai Demokrat yang juga mewakili New York, Jerrold Nadler, menentang pendapat King itu. Menurut Nadler, sikap menentang pembangunan masjid di dekat Ground Zero menandakan bahwa masih ada "kesalahan fundamental" di kalangan mereka yang menentang proyek itu.

"Persoalannya adalah yang menyerang kita adalah al-Qaida, bukan Islam," kata Nadler merujuk pada Tragedi 11 September 2001.

Pernyataan Nadler itu didukung oleh sesama politisi dari Partai Demokrat yang mewakili negara bagian Rhode Island, Jack Reed. Dalam suatu acara debat di stasiun televisi Fox, Reed mengingatkan bahwa pasukan AS di Afganistan selama ini ditugaskan untuk berdamai dan hidup harmonis dengan para umat Muslim di negeri itu.

Maka, menurut Nadler, menentang proyek masjid di dekat Ground Zero sama saja menafikkan tugas yang diemban pasukan AS di Afganistan. "Bila kita tidak bisa melakukan hal demikian di Amerika Serikat, kita bakal sangat kesulitan di luar sana," kata Reed.

Sedangkan John Cornyn, Ketua Komisi Senat Fraksi Partai Republik, berkata lain. "Tidak bijak rasanya membangun suatu masjid di lokasi dimana 3.000 warga Amerika meregang nyawa akibat serangan teroris," kata Cornyn yang menjadi lawan debat Nadler di acara televisi itu.  

Di Kota New York, Walikota Michael Bloomberg turut mendukung pembangunan masjid itu. Namun simpatisan Partai Republik, Ed Rollins, menilai bahwa proyek itu akan menjadi isu yang besar bagi Demokrat di penjuru negeri dan berpengaruh pada pemilihan umum mendatang. (hs)
• VIVAnews

Leave a Reply